-->

Angkutan Kota dan Ojek Online

Hai teman-teman semua apa kabar kalian semua? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.. Aamiin..

Kali ini saya ingin membahas mengenai transportasi umum yang sering saya pakai yaitu Angkutan Kota atau sering disebut sebagai "Angkot" dan Ojek Online seperti Go-Jek, Uber, maupun Grab.

Sebelumnya jangan salah paham dulu yaaa, tetap budayakan membaca sampai tuntas. hehe..

Angkutan Kota
Saya masih butuh angkot

Transportasi Online
Saya juga butuh transportasi online


Akhir-akhir ini dimulai dari tanggal 8 Maret 2017 tepatnya hari Rabu, antara Angkot dan Ojek Online sedang terjadi bentrok. Bermula dari angkot yang mengadakan demo lalu berlanjut sampai keesokan harinya..

Sedikit cerita yang saya alami pada hari Rabu 8 Maret 2017, pada pagi harinya saya pergi untuk menghadiri test psikotest di suatu Perusahaan yang berada di daerah Bitung Tangerang. Karena ingin menguber waktu, takut dijalan terjebak macet, saya memutuskan untuk naik Ojek Online. Pagi itu jalanan tidak ada masalah apa-apa tetap kondusif seperti biasanya..

Nah begitu saya selesai mengikuti psikotest tersebut dan dinyatakan tidak lolos, saya pun pulang dan keluar dari Perusahaan tersebut kira-kira jam setengah 12 siang, sesampainya di gerbang depan dan di pinggir jalan raya, scurity yang sedang bertugas memberitahu saya yang kurang lebih percakapannya seperti ini :

Scurity  : "Mba pulang ke mana?"
Saya : "Ke Kutabumi pak."
Scurity : "Naik apa mba?"
Saya : "Naik angkot pak."
Scurity : "Waaah angkot lagi pada demo mba, mendingan nebeng aja sama teman yang searah."
Saya : *Melihat teman yang naik motor dan searah, namun dia rumahnya di daerah Jatake* Saya-pun memutuskan untuk nebeng walaupun separuh jalan..

Nah begitu di pertengahan jalan saya melihat banyak angkot yang berjejer berhenti di pinggir jalan dan ada polisinya juga, saya pikir mungkin demo mengenai tarif angkot..  Naaah begitu teman saya sampai di depan gang rumahnya, otomatis saya mesti mencari transportasi umum untuk melanjutkan jalan agar sampai ke rumah, dan alhamdulillah ketemu angkot yang narik namun hanya sampai Sangiang.

Otomatis setelah sampai Sangiang, saya mesti naik transportasi lain lagi. Setelah beberapa saat saya menunggu, lah kok ga ada angkot yang lewat satupun dan saya melihat anak sekolah pada jalan kaki, sedangkan saya menguber waktu untuk masuk kerja lagi jam 3 sore nanti (Shift 2). Akhirnya saya memutuskan untuk order ojek online. Alhamdulillah ada :)

Entah kenapa selama saya menunggu Bapak ojek online datang saya merasa ada yang mata-matai saya, yaitu 2 anak muda lelaki yang terus memperhatikan saya dan handphone yang saya pegang. Akhirnya Bapak ojek online pun datang, namun tidak menggunakan atribut yang berlogo ojek online tsb. Dan saya tidak memakai Helm yang berlogo ojek online (Helm yang berlogo disarung dan ditaruh di motor bagian depan).

Dipertengahan jalan entah kenapa ada kemacetan di daerah Regency, daaaaaan kalian tau teman-teman? ada orang dari arah belakang saya menunjuk-nunjuk saya yang sedang dibonceng oleh Bapak ojek online, lantas orang dari arah depan ramai-ramai menghampiri saya dan Bapak ojek online yang sedang saya tumpangi. Lalu orang-orang tersebut berteriak : "Buka Jaket, Mana Helm??" Langsung mereka ambil helm yang disarung yang ditaruh didepan motor, dan dibuka sarungnya terlihatlah itu helm dengan berlogo ojek online, salah satu dari mereka langsung melempar-lempar helm tersebut sampai hancur. Dan saya disuruh turun dari motor.

Untungnya Alhamdulillah tidak lama dari itu langsung datang polisi, lalu Bapak ojek online beserta saya disuruh muter balik oleh polisi tersebut. Setelah kejadian itu, saya baru tahu bahwa sedang terjadi kericuhan antara angkot dan transportasi berbasis online. Jujur saja setelah peristiwa itu terjadi saya dan Bapak ojek online tersebut merasa trauma.

Sebagai pengguna transportasi umum yang menyebabkan saya sesekali beralih dari angkot ke ojek online yaitu :
  1. Hemat waktu
  2. Tarif ojek online yang tidak beda jauh dari angkot
  3. Faktor keamanan
  4. Dapat mengantarkan saya sampai tempat tujuan persis
  5. Disaat tengah malam yang jarang ditemui angkot
Namun saya juga membutuhkan angkot karena :
  1.  Karena ingin menghemat pengeluaran
  2.  Ketika hujan tidak kehujanan dan dapat duduk manis begitu pula saat matahari sedang terik
  3. Ketika sedang capek-capeknya bisa sambil tidur di dalam angkot
Di sini saya tidak menjatuhkan pihak manapun, justru karna saya peduli dan saya masih sangat memerlukan jasa mereka baik itu driver angkot ataupun driver ojek online oleh karena itu saya membuat artikel ini.

Saya mendapatkan informasi bahwa yang mendasarkan angkot mengadakan demo ini, karena dengan adanya transportasi berbasis online pendapatan mereka menjadi berkurang dan ada yang bilang juga padahal angkot bayar trayek mahal-mahal namun transportasi online dengan mudahnya bisa masuk daerah Tangerang. Nah mungkin juga ada provokator lain yang memicu adanya kericuhan dalam demo tersebut. Itu semua saya serahkan kepada Pemerintah dan Ketua umum masing-masing yang memiliki usaha yang berhak memeberikan solusi yang terbaik.

Yang sangat saya sayangkan mengapa mesti adanya kericuhan-kericuhan saat terjadinya demo, alangkah baiknya jika semua dapat diselesaikan secara baik-baik sehingga tidak merugikan pihak manapun. Semua pasti ada jalan keluarnya bagaimana Driver angkot dan driver ojek online dapat tetap mengais rezekinya masing-masing.

Iyaa saya mengerti sekali bagaimana susahnya dalam mengais rezeki, namun seiring berjalannya waktu teknologi sudah berkembang dan fungsi dari perkembangan teknologi adalah untuk memberikan kenyamanan serta kemudahan bagi penggunanya. Alangkah baiknya jika inovasi untuk bisnis masing-masing pihak lebih ditingkatkan. Mencari solusi bagaimana cara menambah lebih banyak lagi penumpang bagi masing-masing pihak baik itu Angkot ataupun Ojek Online.

Semua tidak mesti diselesaikan dengan emosi tetapi harus menggunakan logika serta saran dari berbagai pihak hingga mendapatkan solusi yang terbaik..

Kalau melihat kericuhan yang terjadi di Tangerang kemarin banyak sekali pihak yang dirugikan, baik itu dari pihak Ojek Online yang helmnya hancur, HP nya rusak, bahkan sampai kehilangan nyawa, begitu pula dari pihak Angkot yang angkotnya dirusak, dan terutama masyarakat pengguna transportasi umum yang aktifitasnya terganggu.

Mari kita jaga sama-sama nama Kota Tangerang sebagai Kota Akhlaqul Karimah kalau bukan kita yang menjaganya lalu siapa lagi? :) Tangerang Aman Tangerang Damai.. Tunjukkan prestasi jangan pakai emosi..

Percayalah rezeki sudah ada yang mengatur itu semua tergantung bagaimana kita menjemput rezeki tersebut dan usaha serta inovasi apa saja yang sudah kita lakukan..

Terimakasih sudah mau membaca tulisan dari saya Rodhiyatum Mardhiyah seorang anak muda yang lahir serta dibesarkan di Tangerang yang ingin Tangerang tetap aman dan damai yang ingin Tangerang lebih mengutamakan prestasi dari pada emosi..

Salam Sukses untuk teman-teman semua :)

0 Response to "Angkutan Kota dan Ojek Online"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel